40 Hari di Eropa Tengah: Krakow

Gue sampai di Krakow jam 7 pagi tanggal 3 Agustus 2015 dengan menggunakan Polski Bus seharga 13.8 Euro dari Berlin. Gue dijemput dengan host couchsurfing (CS) gue di mal dekat dengan terminal bis. Host CS gue orang Indonesia, namanya Dipta. Dan guess what? Dia juga anak FIB angkatan 2007! OMG dunia sempit bgt. Pas tau dia anak FIB juga rasanya kaget banget. Jauh-jauh kuliah di Depok, eh ketemunya di Polandia, itu juga ga sengaja tanpa kenalan dan babibu sebelumnya. Begitu ketemu dia langsung deh ngobrolin macem-macem, rasanya kaya ketemu temen lama, anaknya asik dan lucu juga. Hahaha.

Habis dijemput di deket terminal, kita langsung menuju rumahnya Dipta untuk taruh tas. Gue juga dikasih sarapan hihi. Dia ga bisa menemani gue jalan-jalan karena dia musti ngerjain tesis di kampusnya. Jadi gue berpetualang sendiri di Krakow. Sepanjang gue jalan-jalan di Eropa, baru kali ini gue mengunjungi negara yang di alphabetnya banyak banget aksennya dan susah banget diucapinnya. Haha. Gue juga sempet ngerasa kaya mimpi, kayanya setaun yang lalu ga bakal terbersit aja dipikiran gue untuk bisa berada di negara bernama Polandia, negara yang kurang umum dijadikan tujuan wisata bagi para pelancong Indonesia.

Setelah berpisah dengan Dipta, gue langsung ke Main Square-nya Krakow yang bernama Rynek Glowny. Tempatnya baguuuus banget, gue suka banget sama warna warninya. Bener bener beda dari arsitektur Eropa Barat, berasa banget kita lagi di Eropa Tengah, unik, amazing! Gue pun melewati Main Square karena perut sudah keroncongan mencari makan siang! Gue dikasi rekomendasi sama Dipta untuk makan di tempat yang bernama Gospoda Koko. Harganya bikin gue bengong, 3 Euro udah dapet sup, appetizer dan main course lengkap ! Makin cinta gue sama Polandia, di Eropa Barat mana ada makanan harga segitu.. Oiya, Polandia ini punya mata uang sendiri namanya Zloty. Pantes harga barang2nya juga murah, karena dia ga mengikuti standar Eurozone.

img_3781

Rynek Glowny, main square-nya Krakow, so beautiful, udah berasa ga di Eropa Barat lagi.

img_3752

Makanan sebanyak ini cuma 3 Euro

Habis makan siang gue balik lagi ke Main Square, di situ ada gereja besar bernama Bazylika Mariacka yang dalemnya buagusssss banget, mungkin gereja paling bagus yang pernah gue lihat selama ini. Ada tips biar masuknya ga bayar, kita musti masuk dari belakang, jangan dari samping. Soalnya belakang itu buat tmp berdoa, sementara samping emang buat turis. Yah bayar cuma 1 atau 2 Euro juga sih. Awalnya gue masuk di tmp yang turis, trus belakangan baru ngeh kalo bisa masuk lewat belakang wkwk. Habis keluar gereja, gue jalan-jalan di sekitar Main Square dan juga pusat kota. Kota ini benar-benar unik dan menyuguhkan warna tersendiri. Setelah itu gue jalan ke gerbang tempat masuk ke pusat kota, lalu kembali ke arah berlawanan menuju ke sungai Vistula.

img_3800

Stunning Bazylika Mariacka!

Saat hari menjelang malam, gue disarankan mencari makanan di Jewish District (Kazimierz). Daerah ini adalah daerah tempat banyak org Yahudi tinggal, di situ ada sejenis foodcourt dengan makanan yang super murah. Gue disarankan membeli Zapikanki, baguette ala Polandia dengan berbagai macam topping di atasnya. Baguette ini super murah, harganya kalo dikursin jadi 1-3 Euro tergantung toppingnya. Dan bentuknya gede banget, bisa buat berdua. Bayangin makan kenyang 1 Euro bisa buat berdua, o la la, pengen ga pulang rasanya hahaha. Gue awalnya ga tau kalo makanannya segede itu, trus diliatin sama orang-orang pas beli segitu buat sendiri hahaha. Ternyata gue ga abis juga, akhirnya separo gue kasi gelandangan deket situ..

img_3875

Food court bundar di Jewish District. Wajib ke sini!

img_3877

Besarnya si Zapikanki, bisa buat berdua!

Habis makan malam gue menelusuri daerah Jewish District. Banyak sinagoga dan bangunan Yahudi yang lain yang ga ada penjelasannya. Gue penasaran sama district ini, dan gue pun memutuskan untuk ikutan Free Walking Tour besokannya yang khusus untuk Jewish District biar lebih mengenal kawasan ini dan sejarah bangsa Yahudi di Krakow.  Habis itu, gue janjian sama Dipta buat ketemu depan rumahnya, yang dekat dengan kawasan Jewish District. Si Dipta pun mengajak gue jalan lagi sambil membeli makan malam buat dia. Dia mengajak gue ke kawasan penuh food truck. Dan guess what.. dia beli fish and chips seharga 4 Euro.. gila murah abis. Dipta yang tahun pertamanya dihabiskan di Glasgow, Inggris (dia ikut program Erasmus) bilang emang kalo habis dari Eropa Barat trus tinggal di Krakow rasanya kaya surga, apa-apa murah hahaha. Habis itu kami pun pulang lalu cerita-cerita sampai malam.

img_3948

Sama Dipta dan Zapikanki-nya

Keesokan harinya, gue mengawali penjelajahan gue dengan makan pangsit rebus khas Polandia bernama Pierogi, gue makan sepiring penuh dengan harga 2.5 Euro di sebuah restoran! Habis mengisi bensin, gue pergi ke Wawel Castle, kastil di kota Krakow yang ternyata ga gede-gede amat. Di lingkungan kastil ini juga ada gerejanya. Usai dari kastil, gue tidur-tiduran di taman dekat sungai sambil menunggu jam 4 untuk mengikuti Free Walking Tour. Ini adalah FWT pertama gue. Buat yang belum tau, FWT adalah salah satu bentuk tur tanpa biaya, tapi tetap kita bisa memberikan tips seiklasnya, gue sih kasih 2 Euro setelah coba tanya beberapa orang berapa kira2 gue harus membayar. Biasanya tur ini berdurasi 2 hingga 3 jam dan terdapat banyak pilihan. Untuk Krakow sendiri, kita bisa memilih tur untuk menjelajahi pusat kota, atau menjelajahi Jewish District.  Gue memilih yang kedua. Jam 4 sore kita berkumpul di depan Sinagoga besar untuk memulai tur ini, kira-kira ada 20 orang dari berbagai negara yang hadir. Guide gue orang Polandia asli, cewek dan lagi hamil. Kita pun menuju tempat-tempat bersejarah di Jewish district sambil si guide menceritakan sejarah bangunan-bangunannya. Setelah dari Jewish district kita menuju ke sebuah lapangan yang letaknya agak jauh dari situ, dimana terdapat memorial tempat orang-orang Yahudi dikumpulkan sebelum dibawa ke kamp konsentrasi. Di tempat tersebut, yang disebut Ghetto Memorial, terdapat kursi-kursi besar dimana 1 kursi mewakili ratusan orang Yahudi yang dibantai di situ. Si Guide bercerita, orang Yahudi ini dikumpulkan di rumah sekitar situ, dimana rumahnya sangat sempit dan harus diisi sekitar 10 orang, itu adalah tempat tinggal terakhir mereka sebelum dibunuh. Kamp konsentrasinya sendiri berada di Auswitch, cukup dekat dengan Krakow (ada tur berbayar juga untuk ke Austzwich kalo kalian tertarik), kata Dipta sih kalo ke sana bawaannya sedih dan moodnya depresi bgt. Yaiyalah, gue ada di memorial itu aja ngebayanginnya udah sedih banget apalagi ke Austwich. Tur selama 2.5 jam pun berakhir di Schindler factory. Tempat seorang Jerman bernama Schindler membantu meloloskan ratusan orang Yahudi dari kamp konsentrasi dengan mempekerjakan mereka di pabriknya. Buat kalian yang pernah nonton film Schindler List pasti tahu ceritanya. Saat itu gue Cuma bisa liat luarnya aja karena untuk masuk ke dalam harus membayar ekstra dan saat itu juga sudah tutup. Pengalaman pertama FWT gue sungguh luar biasa, gue dapet banyak pengetahuan, bahkan emosinya juga dapet saat itu. Habis di Krakow, gue juga mengikuti FWT di negara-negara lain, tapi FWT ini yang paling berkesan buat gue.

img_3898

Pierogi alias pangsit rebus

img_3916

Salah satu bagian Wawel Castle

img_3927

Gerbang Wawel Castle

img_3930

Tour guide Free Walking Tour pertama saya di depan salah satu sinagoga -tempat ibadah Yahudi-. Dia lagi hamil loh.

img_3940

Krakow Ghetto, monumen yang terdiri dari kursi-kursi kosong peringatan orang Yahudi yang dibunuh NAZI. Di lapangan ini dipisahkan antara yang masih bisa bekerja (untuk diperbudak) dan yang tak bisa lagi bekerja (siap untuk dibunuh di kamp konsentrasi).

img_3944

Foto orang-orang Yahudi yang diselamatkan oleh Oscar Schindler, dipasang di depan Pabrik Schindler.

Habis menguras emosi, gue balik lagi ke food court tempat makan kemaren bareng sama Dipta, gue makan babi rebus yang bernama Golonka Wieprzowa seharga 2.5 Euro, dari kemarin mupeng liat orang makan ini, tapi ga seenak yang gue bayangin sih hihi. Gila deh di Krakow makan enak mulu, biasa makan sandwich supermarket doang ye kan. Hahahha. Malam itu adalah malam terakhir gue di Krakow, sedih karena musti berpisah dari Dipta dan kotanya yang cantik. Besok saatnya naik bis menuju Budapest!

img_3946

Golonka Wieprzowa

P.S: Untuk itinerary dan rincian biaya perjalanan saya 40 Hari di Eropa Tengah bisa klik link ini.

Advertisement

40 Hari di Eropa Tengah: Itinerary dan Biaya

Musim panas telah berakhir! Besok sudah masuk kuliah lagi. Masih kebayang-bayang rasanya summer trip gue yang 40 hari kemarin. Berhubung masih segar di ingatan, jadi gue ngepost tentang summer trip dulu ya. Post2 lain yang sebelumnya (kebanyakan jalan2 sih), dipending dan bakal dibuat setelah rangkaian post summer trip. Postingan tentang summer trip akan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama adalah itinerary secara keseluruhan (beserta rincian biaya) dan bagian kedua ketiga, keempat dan seterusnya adalah tentang cerita di masing-masing kota (ada di hyperlink kota-kota di bawah). Di postingan ini gue cerita tentang itinerary dan biayanya dulu ya.

—-

Musim panas kemarin gue solo travelling selama hampir 40 hari di Eropa Tengah. Jalan-jalannya sendiri cukup santai, satu kota kira-kira 3 malam, jadi ga keburu-buru dan bisa bangun siang untuk menjaga stamina tetep fit dan ga kecapekan. Gue pergi dari 1 kota ke kota lain dengan menggunakan bis. Untuk penginapan, gue menginap di couchsurfing dan juga hostel. Kota-kota yang gue datengin adalah Bonn (Jerman), Berlin (Jerman), Krakow (Polandia), Budapest (Hungaria), Vienna (Austria), Bratislava (Slovakia), Praha (Ceko), Salzburg (Austria), Munchen (Jerman), Frankfurt (Jerman).

Jujur, gue agak takut pas trip ini karena ini pertama kalinya gue pergi selama ini, 40 hari dan sendirian pula ! Untuk penginapan juga gue tidak bisa memastikan dari awal, karena masih menunggu dapat atau tidaknya couchsurfing. Kalo ga dapet baru cari hostel. Jadi deg-degan aja, gimana kalo ntar gue ga dapet tempat tinggal, gimana kalo tiba2 duit gue habis di jalan (secara budget gue terbatas banget), gimana kalo ntar gue sakit di jalan, gimana kalo ntar gue kecapekan dan jadi hilang minat selama travelling, dan berbagai ketakutan lain di dalam otak gue. Ternyata, ketakutan tersebut tidak terbukti sama sekali. Hanya ada beberapa kejadian sial di trip kali ini dan overall itu ga mengganggu trip gue. Setelah travelling pun gue merasa sangat senang, bahkan jadi ketagihan trip selama itu lagi. Sekarang setelah pulang, gue merasa agak hampa, pengen travelling dan pindah-pindah kota lagi tiap harinya. Okedeh, daripada kebanyakan curhat, langsung aja gue share itinerary-nya!

Berikut itinerarynya:

19-23 Juli: Paris dan sekitarnya ketemu sama temen2 gue

23 Juli : Paris-Bonn (Jerman) → 25 Euro, Flixbus

Di Bonn gue menginap di tempat teman selama seminggu. Gue sebenernya pernah ke sini, tapi emang pengen main aja lagi..

29 Juli: BonnBerlin → 20.35 Euro, Polskibus (di sini ada kesialan saat naik bus. Jadi di tiket yang gue beli di Polskibus, ditulis kalo gue akan naik Flixbus karena mereka punya kerjasama. Tapi begitu sampai di TKP gue ditolak sama Flixbus karena nama gue ga ada di daftar penumpangnya dia. Asli panik banget, dan gue ga ada jalan lain selain beli tiket bus lagi on the spot dan itu seharga 50 Euro! Asli kesel banget dan pengen nangis, baru awal trip udah kehilangan duit segitu. Akhirnya gue komplain ke pihak Polskibus dan duit gue yang 20.35 Euro dirembourse. Tapi yang 50 Euro tetep melayang. Mayan lah daripada lu manyun)

Di Berlin gue menginap selama 3 malam di tempat couchsurfing, kebetulan gue nyarinya orang Indonesia biar kemungkinan diterimanya lebih besar.

Berikut tempat-tempat yang gue datengin di Berlin: Brandenburger Tor, Reichstag Building, Check point Charlie, East side Gallery, Berlin Memorial Wall, Holocaust Monument, Berlin Cathedral, Museum Island, Alexanderplatz, Potsdamer Platz.

Di hari terakhir gue ke kota sebelah yang deket banget sama Berlin (bisa naik S Bahn) yaitu Potsdam. Kotanya sendiri bagus, kecil tapi ada istana Sanssouci yang terkenal.

3 Agt: BerlinKrakow → 13.8 Euro, Polskibus (sengaja ambil bis malam biar bisa menginap di bis dan mengurangi biaya penginapan)

Di Krakow gue menginap selama 2 malam di tempat couchsurfing, yang lagi-lagi orang Indonesia, dan ternyata dulu pernah satu fakultas sama gue! Haha. Dunia sempit..

Tempat-tempat yang dikunjungi di Krakow: Main Square, Wawel Castle, St. Mary’s Basilica, Oscar Schlinder Factory (liat dari luar aja), Jewish Quarter (di sini ada food court kecil tempat makanan khas Polandia murah-murah dijual. Zapikanki, sejenis baguette Polandia, ada dari harga 1-3 Euro dan bisa buat dimakan berdua).

5 Agt: KrakowBudapest → 8 Euro, Polskibus

Di Budapest gue menginap di couchsurfing, kali ini orang Hungaria asli yang super baik, selama 3 malam.

Tempat yang gue datengin: Buda castle, Fisherman Bastion, Matthias Church, Parliament Building, St. Stephen’s Basilica, Chain Bridge, Hosok Tere, Citadella (wajib liat night view dari sini, bener2 breathtaking).

8 Agt: BudapestVienna → 9 Euro, Regiojet (baru pertama kali naik regiojet, bus ini kece banget. Harga murah tapi fasilitas kaya pesawat, ada layar kecil di setiap bangku, bisa nonton, dengerin musik, dll; dikasi hot drink, bisa pilih kopi atau cokelat; dipinjami headset dan dipinjami koran)

Di Vienna gue nginep di rumah temennya temen, selama 3 malam.

Tempat yang dikunjungi: Hofburg Palace, Schonbrunn Palace, Belvedere Palace, State Opera, Ring road, Albertina, Museum’s Quarter, Rathaus, Karlskirche, City Centre

11 Agt: ViennaBratislava → 1 Euro, Regiojet (dengan fasilitas pesawat, gue bingung dia dapet untungnya darimana haha)

Di Bratislava gue menginap di host couchsurfing selama 1 malam (host gue pernah dapet beasiswa belajar bahasa Indonesia selama 1 tahun dan dia ngajak temen-temennya org Bratislava yang pernah tinggal di Indonesia juga buat ketemu gue. How cool!). Karena dia cuma bisa ngehost gue selama semalam, maka gue mencari hostel untuk 2 malam selanjutnya. Gue menginap di hostel Possonium: 19 Euro per malam.

Tempat yang dikunjungi: City centre, Michael’s gate, St. Martin’s cathedral, Devin castle (yang ini agak jauh di pinggir kota tapi bagus!), Blue church, Slavin Memorial, Bratislava castle

14 Agt: BratislavaPraha → 10 Euro, Regiojet

Di Praha gue menginap di Hostel Plus selama 3 malam, biaya 7 Euro per malam

Tempat yang dikunjungi: Charles Bridge, Old Town Square, Astronomical Clock, Wenceslas Square, Prague Castle, Jewish Quarter, Dancing House, Lennon Wall, Infant Jesus of Prague (Church)

17 Agt: PrahaSalzburg

Karena biaya bis langsung cukup mahal maka gue memutuskan untuk transit dulu di Munich, dengan rincian sebagai berikut: PrahaMunich → 9 Euro, Eurolines dan MunichSalzburg → 7 Euro, Flixbus

Di Salzburg gue menginap di Hostel Jufa selama 2 malam, harga per malam 26 Euro (biaya penginapan paling mahal selama trip ini, makanya ga mau lama-lama di Salzburg)

Tempat yang dikunjungi: Hohensalzburg castle (dari luar, soalnya masuknya bayar; tapi pemandangannya di atas bukit gitu, bagus), Old Town, Mirabell Garden, Hellburn palace, Nonnberg Abbey, Schloss Leopoldskron.

Kalo punya banyak waktu, gue bakal ke Hallstatt, kota deket sini yang katanya bagus banget dan juga ikut tur mengelilingi danau dan gunung di sekitar Salzburg, yang kece berat. Guengnya ga kesampean, maybe next time!

19 Agt: SalzburgMunich → 9 Euro, flixbus

Di Munich gue menginap selama 4 malam di The Tent Hostel. Hostel ini konsepnya tenda yang sangat unik (akan dibuat postingan sendiri mengenai hostel ini). Gue menginap 2 malam di bunkbed (12 Euro semalam) dan 2 malam di matras (8 Euro semalam).

Tempat yang dikunjungi: Neuchwanstain Castle (tujuan ke Munich emang pengen liat istana ini, jaraknya 3 jam dari kota Munich), City centre, Marienplatz, Rathaus, Englischer Garten, Nymphenburg Palace, Viktualienmarkt, Odeonsplatz.

23 Agt: MunichFrankfurt → 1 Euro, Megabus (gue mendapat sisa-sisa tiket murah Megabus yang terakhir, karena habis ini dia merger sama Flixbus dan harga tiketnya jadi lebih mahal)

Di Frankfurt gue menginap selama 3 malam di tempat teman, sebenernya ke kota ini karena ingin bertemu teman-teman saja.

26 Agt: FrankfurtParis → 19 Euro, Eurolines

Keterangan tambahan:

Gue mencari tiket bus dengan bantuan goeuro.com; di mana kita bisa membandingkan harga 1 bus dengan bus lain, bahkan bisa membandingkan dengan tiket pesawat dan kereta juga. Kalo dilihat dari rutenya agak sedikit muter-muter, karena disesuaikan dengan tiket dengan destinasi termurah.

Untuk makanan, makanan di Eropa Tengah tidak terlalu mahal, contohnya saja di Krakow gue mendapatkan full lunch set dengan harga 3 Euro. Di Budapest dan Praha yang notabene mata uangnya berbeda dari Euro juga tidak terlalu mahal. Sisanya, bila kotanya mahal seperti Salzburg, gue membeli sandwich 2 Euro-an di supermarket.

Dalam perjalanan ini gue banyak mengikuti Free Walking Tour, agar mendapat gambaran sejarah kotanya dengan lebih baik. Tur sejenis ini bisa dicari di google, dengan mengetikkan free walking tour + nama kota tujuan. Turnya sendiri gratis, tapi kita harus memberi tips. Setelah tanya ke beberapa orang tips normalnya, gue cuma ngasih 2 Euro-an aja.

Oya, gue cuma bawa backpack 32 liter (bawa bajunya cuma 7 helai), di sana gue sempat mencuci 2 kali. Satu di tempat teman di Bonn dan satu lagi di Hostel Possonium di Bratislava.

Total biaya transportasi : 132, 15 Euro

Total biaya akomodasi: 151 Euro

Total semua pengeluaran (termasuk transportasi dan akomodasi) selama 40 hari: Sekitar 700 Euro atau Rp 10 juta-an.

IMG_4263

One of the breathtaking view that I’ve seen during my summer trip. Guess where?