Fourth Week in Bali: Menjangan

Haloooo semuanya!
Ketemu lagi dengan cerita gw nomad sebulan di Bali.
Nah, di postingan terakhir ini gw akan menceritakan minggu keempat gw di Bali. Buat yang ketinggalan postingan selama gw di Bali, bisa dicek di sini ya.

Di minggu keempat ini sebenernya gw ga cuma ke Menjangan aja. Gw ke Pulau Menjangan sekitar 4 hari. Sisanya, gw eksplor bagian-bagian Bali yang lain dan juga ada kalanya gw cuma diem aja di hotel buat kerja.

Nah, pertama gw akan cerita dulu perjalanan gw 4 hari di Pulau Menjangan.

Hari 1
Perjalanan dari Seminyak ke Banyuwedang.
Banyuwedang ini terletak di ujung Barat Pulau Bali, sudah dekat dengan Gilimanuk dan tempat penyebrangan kapal ke Pulau Jawa. Nah, Banyuwedang ini letaknya dekat dengan Pulau Menjangan, destinasi gw kali ini. Di sini gw menginap di Yuda Homestay selama 3 hari dengan harga Rp 200.000 per malamnya. Yuda Homestay ini mendapat rating di atas 9 di Booking.com, reviewnya bagus-bagus dan highlightnya adalah sang owner, Bli Yuda dengan servis dan hospitality yang luar biasa.

Gw memesan servis antar jemput di Yuda Homestay, dari Seminyak ke Banyuwedang dengan membayar Rp 600.000. Gw dijemput langsung oleh anak laki-laki Bli Yuda bernama Kadek. Nah, selama perjalanan ke Banyuwedang, kami berhenti di Puncak Wanagiri, untuk melihat pemandangan Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Gw juga makan siang di sini, pemandangannya cakep banget. Setelah itu, kita juga main di Air Terjun Munduk. Total perjalanan dari Seminyak ke Banyuwedang sekalian mampir di Puncak Wanagiri dan Air Terjun Munduk sekitar 7 jam. Gw sampai di Yuda Homestay sekitar jam 16.00. Setelah itu kembali bekerja dari Homestay.

Hari 2
Snorkeling di Pulau Menjangan

Agenda hari ini adalah snorkeling! Gw menghabiskan sepagian dengan snorkeling di 2 tempat di Pulau Menjangan. Karena saat itu sedang low season dan sehabis pandemi belum banyak turis yang datang ke Menjangan, gw jadi ga bisa share kapal sama turis lain. Jadilah gw pesen tuh kapal sendiri, alias private! Hahahhaa. Gile, kapan lagi snorkeling nyewa kapal sendirian. Mahal sih, harganya Rp 900.000 untuk 3 jam. Tapi udah ga ada pilihan lain kalo mau snorkeling saat itu juga. Akhirnya gw snorkeling sendiri dipandu oleh snorkeling leadernya, yang tentu saja jadi kaya private guide, gw kemana-mana pas berenang ngikutin dia hahahaha. Biota bawah laut di Pulau Menjangan ini baguuuuus banget, lebih bagus dibanding 2 tempat yang sebelumnya gw datengin di Nusa Penida dan Amed. Super recommended!

Dan guess what.. saat gw posting di story tentang Pulau Menjangan ada temen gw yang komen: “Eh, kita kan pernah ke Pulau Menjangan juga ya ikut open trip beberapa tahun yang lalu.” Anjir! Gw baru inget! Asli hahahahhaa. Pantesan kok kaya familiar, ternyata emang gw pernah ke sini dan gw bener-bener lupa sama sekali. Setelah gw liat-liat, bahkan jejak digitalnya ada di sini! Hahahhaa. Gw antara nyesel ngapain ke sini lagi, tapi di sisi lain hepi juga sih karena emang tempatnya bener-bener bagus hahaha. Dan waktu itu kan snorkeling doang, ga ke tempat-tempat lain juga.

Sorenya setelah snorkeling dan istirahat tipis-tipis, gw makan di Restoran Pasir Putih sampai malam hari. Restoran ini adalah bagian dari Hotel Dynasty, Menjangan. Hotel bintang lima di kawasan ini. Gw ke sini diantar oleh Putu, anaknya Bli Yuda yang perempuan. Dan dengan baiknya, selama gw makan di sini sekitar 3 jam, Putu mau nungguin gw di pantai, biar gw bisa balik lagi ke Homestay naik motor sama dia. Huhu. Emang bener deh hospitality Bli Yuda dan keluarga ini mantappp.

Restoran ini berada di pantai pasir putih dan menghadap laut. Pemandangannya ciamik tapi harga makanannya lumayan mahal, hahaha. Yah secara ini bagian dari Hotel Dynasty jadi ya sudahlah ya. Uniknya, saat kami sedang makan, ada menjangan (sejenis rusa) lewat depan kami! Hahahhaha. Wowww!

Hari 3
Snorkeling di Pantai Pemuteran dan Mangrove Tour

Di pagi hari, gw ke Pantai Pemuteran yang berjarak sekitar 15 menit dari homestay. Gw ke sini diantar oleh Kadek. Di pantai ini, gw snorkeling sendiri tanpa guide, dan melihat biota laut yang juga cakep. Habis snorkeling, gw nyemil-nyemil di restoran deket situ.

Sorenya, gw ikutan Mangrove Tour yang juga diarrange oleh Yuda Homestay. Jadi kita akan berkeliling Taman Nasional Bali Barat dengan menggunakan perahu untuk melihat hutan mangrove dan burung-burung langka yang ada di sana. Kita juga melihat sunset dari perahu. Harga Mangrove Tour: Rp 500.000. Lagi-lagi gw harus menyewa perahu sendiri, karena tidak ada yang bisa diajak share.

Hari 4
Pemandian Air Panas Banyuwedang dan kembali ke Seminyak

Pagi ini gue ikut Bli Yuda ke Pemandian Air Panas Banyuwedang, yang katanya pemandian air panas terpanas di Bali. Harga tiket masuknya: Rp 10.000. Gila sih, service keluarga ini emang mantap. Kemana-mana dianter anaknya, bisa juga ikut bapaknya ke pemandian air panas hahahah. Di siang hari, gw kembali ke Bali Selatan dan gw pesen Hotel Grandmas Legian di Legian. Dalam perjalanan, sempat mampir ke Subak Bali Agro untuk melihat proses pembuatan kopi luwak.

Setelah dari Menjangan, gw menghabiskan sisa-sisa hari gw di Bali (Legian) dengan bekerja di hotel, dan mengunjungi beberapa destinasi lain, seperti Pantai Suluban, Pantai Thomas dan Pantai Jimbaran.

Nah, seperti biasa, detail dan visualisasi cerita gw barusan bisa diliat di vlog ini ya. Cuss!

Advertisement

Third Week in Bali: Amed

Halo semuanya! Setelah post gw di minggu kedua di Bali di sini, sekarang gw akan menceritakan minggu ketiga di Bali tepatnya di Amed! Ada yang tau ga Amed itu di mana? Amed terletak di sebelah timur Bali, terkenal dengan pasir pantainya yang berwarna hitam dan juga beberapa situs diving terkenal. Gw tau tempat ini dari seorang travel blogger. Karena gw punya sebulan di Bali, gw pikir kenapa ga abisin beberapa hari di Amed aja? Jadilah gw ke Amed dengan pengetahuan yang minim dengan menyewa mobil dari pelabuhan Sanur hingga ke penginapan di daerah Amed.

Sepanjang perjalanan dari pelabuhan Sanur ke Amed, gw mengunjungi beberapa destinasi wisata: Virgin Beach, Taman Tirta Gangga dan Pura Lempuyang. Setelah itu gw langsung menuju hotel gw di Amed: Solaluna Beach Homestay. Harga penginapannya adalah Rp 1.080.000 untuk 3 malam alias Rp 360.000 per malam. Tergolong mahal di antara penginapan lain yang gw gunakan selama di Bali. Tapi gapapa, itu udah termasuk murah dari yang gw temukan di Amed. Pemandangannya juga langsung depan pantai Amed dengan view Gunung Agung. Kereeeen!! Bahkan ada kasur kecil di teras buat leyeh-leyeh sambil menghadap ke pantai.

Gw stay di Amed selama 4 hari. Di Amed ini gw juga rencananya kerja, sambil eksplor Amed. Pas gw ke Amed gw ga booking tur apapun, jadi gw agak panik juga pas sampai sana ga prepare mau ngapain. Mana ternyata di sana kemana-mana juga musti naik motor dan gw ga bisa naik motor. Setelah googling, gw menemukan ada 3 pantai besar di Amed: Pantai Amed, Pantai Jemeluk dan Pantai Lipah. Untuk snorkeling di Amed ada beberapa spot: Pantai Jemeluk, Pantai Lipah dan Japanese Shipwreck (bekas kapal karam Jepang). Selain itu, 1 jam dari Amed, tepatnya di Tulamben, terdapat situs diving terkenal bernama USS Shipwreck (bekas kapal karam Amerika) yang dapat digunakan untuk diving maupun snorkeling. Sebenarnya, kalo mau menjelajah Amed, lebih cocok untuk yang mau diving, karena spotnya memang spot diving. Kalo snorkeling saja, bisa dibilang ga terlalu wah.

Ternyata 4 hari berada di Amed itu terlalu lama kalau ga bisa diving. Gw yang di sana sambil kerja aja masih menemukan banyak waktu luang, sampai mikir ini mau ngapain lagi ya hahhaa.
Berikut kira-kira kegiatan gw selama 4 hari:


Hari 1: Perjalanan menuju ke Amed (melewati Virgin Beach, Taman Tirta Gangga dan Pura Lempuyang)

Hari 2: Jalan kaki dari penginapan menuju ke viewpoint untuk melihat Teluk Jemeluk dari atas. Kita juga bisa ke restoran Blue Earth Village untuk melihat Teluk Jemeluk dari atas. Setelah ini, gw berencana ke Pantai Lipah, tetapi karena jaraknya yang jauh, gw ngide ke 1 restoran dekat situ yang memiliki servis pick up, namanya Gusto Cafe. Setelah snacking, gw diantar oleh bapaknya lihat Pantai Lipah, lalu kemudian diantar pulang naik motor. Keren banget sih servis pick up-nya, mana bapaknya baik mau antar lihat pantai dan pulang. Jaraknya ga jauh memang, tapi tetep aja, baik banget huhu.

Hari 3: Sambil jalan kaki di hari ke-2 gw menemukan tur yang menyewakan mobil/motor untuk menuju ke tempat-tempat snorkeling. Gw tentu saja memilih naik motor agak lebih murah. Pada pagi hari kita ke 3 spot snorkeling di Amed: Japanese Shipwreck, Pantai Lipah dan Pantai Jemeluk. Awalnya kita ke yang paling ujung dulu yaitu Japanese Shipwreck. Snorkeling di Amed ini sangat unik, karena kita tidak perlu menyewa kapal untuk bisa ke spot snorkeling. Spot-nya bisa ditempuh dengan berenang dari pinggir pantai. Pas di Japanese Shipwreck, karena gw masih takut berenang dari pinggir pantai ke dalam, gw menyewa snorkeling leader dengan harga Rp 150.000 untuk 40 menit. Dia yang akan mengarahkan kita ke spot snorkeling. Nah selanjutnya, pas di Pantai Lipah dan Pantai Jemeluk, gw mulai berani berenang sendiri ke spot snorkeling tanpa membutuhkan leader. Haha. Setelah puas snorkeling di Amed, gw kembali ke hotel untuk makan siang. Setelah itu, gw dijemput lagi oleh tur untuk menuju ke Tulamben. Si bapak drivernya kayanya menyerah kepanasan kalo ke Tulamben naik motor, dia berinisiatif membawa gw dengan mobil tanpa ada tambahan biaya. Haha. Perjalanan ke Tulamben sendiri memakan waktu sejam. Di sana gw juga menyewa Snorkeling Leader. Jujur, spot snorkeling USS Shipwreck ini bagus banget, tapi akan lebih bagus lagi kalo bisa diving, karena kita bisa mengeksplor bangkai kapal sampai ke dasar, di mana bangkai tersebut sudah ditutupi dengan coral warna-warni.

Hari 4: Hari ini gw cuma kerja, pijat dan waxing di salon, sama makan di restoran Mexico, La Cocina Mexicana, yang mendapat review bintang 5 di Google. Sisanya leyeh-leyeh, karena udah ga tau mau ngapain hahaha. Tadinya sempet kepikir mau ikut trial diving, cuma kayanya ga keburu.

Selesai sudah perjalanan gw di Amed! Btw kok blog gw yang ini panjang banget ya, hahahaha. Padahal kan harusnya diarahin di vlog. Tapi emang cerita kali ini kaya lebih seru buat ditulis. Nah, setelah dari Amed, gw kembali ke Seminyak dan menginap di The Grandmas Seminyak. Selama beberapa hari, gw lebih banyak diam dan bekerja di kamar. Paling ada beberapa destinasi yang gw sambangi seperti: Pantai Mengiat dan Water Blow di Nusa Dua serta Pantai Padang-Padang.

Nah, untuk melihat visualisasi dari yang gw ceritakan tadi, beserta penjelasan lebih detail, bisa langsung dilihat di sini:

Second Week in Bali: Nusa Penida

Setelah gw cerita minggu pertama gw di Bali di post ini, sekarang saatnya menceritakan minggu kedua gw di Bali. Di post ini formatnya masih sama, gw akan menceritakan garis besar itinerary di blog, lalu lengkapnya bisa dilihat di vlog! Hehe.

So, di minggu kedua di Bali gw berencana ke Nusa Penida selama 5 hari. Temen gw, Niken, yang bareng sama gw di minggu pertama udah pulang ke Austria, jadi gw bakal melanjutkan perjalanan gw dengan solo travelling. Yihaaa!

Nusa Penida ini adalah sebuah pulau kecil di selatan Bali dan untuk ke sananya harus menaiki kapal. Gw ke Nusa Penida hari Rabu, 30 Maret 2022. Sekitar jam 8 pagi, gw ke Pelabuhan Sanur untuk menaiki kapal ke Nusa Penida selama sejam. Harganya sendiri gw ga terlalu tau, karena gw beli paket sewa tour guide (dengan motor) lengkap dengan tiket kapal PP Sanur-Nusa Penida. Sesampainya di pelabuhan Nusa Penida, gw dijemput oleh 2 orang. Yang 1 adalah tour guide yang akan menemani gw selama di Nusa Penida: Bli Wayan dan 1 lagi adalah pihak penginapan yang menawarkan jasa penjemputan dengan mobil. Awalnya, gw udah janji ketemuan sama Bli Wayan di pelabuhan. Kita bakal naik motor buat naruh koper di penginapan. Tapi tiba-tiba pihak penginapan menawarkan penjemputan dengan mobil, ya gw iyain aja, secara lebih enak bawa koper naik mobil. Yaudah, akhirnya mereka berdua yang menjemput gw di pelabuhan hahahha.

Setelah itu, gw check in dan taruh koper di homestay. Homestay gw namanya adalah Pudak Nature. Harganya terjangkau dan reviewnya juga bagus di bookingcom. Harganya sendiri adalah Rp 392.490 untuk 4 malam alias ga sampai Rp 100.000 per malam. Tapi ini kayanya harga pandemi sih, kemungkinan sekarang udah naik. Harga segitu sudah termasuk breakfast dan penjemputan dari pelabuhan.

Selama di Nusa Penida, rencana gw adalah dari pagi sampai siang gw eksplor pulau Nusa Penida, lalu dari siang sampai malam kerja di penginapan atau café. Jadi kalo kalian mau ngikutin itinerary ini tapi cuma punya 3 hari, bisa juga ya. Karena gw 5 hari tapi cuma setengah hari per harinya.

Ini dia itinerary gw selama di Nusa Penida:

Hari 1: Nusa Penida Barat (Angel Billabong, Broken Beach, Kelingking Beach, Paluang Cliff, Crystal Bay)
Hari 2: Nusa Penida Timur (Atuh Beach, Diamond Beach, Pulau Seribu, Rumah Pohon, Bukit Teletubbies)
Hari 3: Snorkeling di Nusa Penida, Nongkrong di Penida Colada Beach Bar
Hari 4: Nusa Lembongan (Dream Beach, Devil Tears, Mahagiri Beach, Hutan Mangrove) dan Ceningan (Blue Lagoon, Le Pirate Beach Club)
Hari 5: Kembali ke Bali dengan naik kapal ke pelabuhan Sanur

Menurut gw, Nusa Penida ini bener-bener cantik banget. Gw bersyukur bisa ngabisin 5 hari di sana, karena kebanyakan orang PP dari Bali one day trip, jadi terburu-buru dan ga bener-bener bisa eksplor. Pokoknya kalo kalian ke Bali, gw sangat rekomen ke Nusa Penida, ya minimal 2-3 hari lah. Tapi kalo bener-bener ga ada waktu, one day trip PP dari Bali masih worth it lah.

Di Nusa Penida (Nuspen) ini gw juga kebantu sama guide yang suka foto. Bli Wayan ini bener-bener foto dan video-in gw terus bahkan tanpa diminta HAHA. Hasil fotonya cakep-cakep dan instagrammable. Kalo ada yang mau ke Nusa Penida dan mau kontak beliau, bisa langsung hubungi gw ya. Kalo kalian ramean, kalian bisa minta supirin mobil sama dia. Kalo solo travelling kaya gw, disetirin motor juga udah cukup. Kalo kalian nekat dan bisa naik motor, bisa juga sih keliling Nuspen sendiri naik motor, tapi gw pribadi sih serem ya, medannya banyak banget tanjakan dan turunan dan masih didominasi oleh hutan haha.

O iya, total harga yang gw bayar ke Bli Wayan untuk 4 hari tur termasuk PP Bali, makan siang, snorkeling trip dan PP Nusa Lembongan + Ceningan adalah Rp 1.600.000.

Nah, buat yang pengen tau video dan keseruan gw di Nuspen, beserta detail setiap itinerary, bisa dilihat di youtube ini ya!

First week in Bali

Halo semuanya!
Akhirnya ngeblog lagi hahahaha!
Tapi kali ini formatnya agak beda, karena gw lagi mau coba bikin youtube, detail informasi yang gw share di post bakal ngelink ke youtube. Haha. Semoga pada mau nonton ya, youtube-nya!

Sebelum itu, gw bakal update kehidupan gw selama 3 tahun terakhir.
Jadi, gw udah balik for good ke Indonesia sejak Desember 2019. Sejak saat itu, gw mulai kembangin bisnis kecil-kecilan. Bisnis travel ini dan juga ada kursus bahasa asing. Gw bisa kerja dari mana aja, ga terikat oleh tempat. Karena udah muak sama pandemi 2 tahun ga kemana-mana, di awal tahun 2022 gw memutuskan untuk liburan ke Bali bareng sama temen gw di Austria yang bernama Niken. Nah, rencananya Niken bakal di Bali selama seminggu. Karena gw bisa kerja dari mana aja, gw bakal di Bali selama sebulan. Tadinya sih gw masih gatau bakal berapa lama di Bali, tapi karena satu dan lain hal akhirnya merasa cukup sebulan di Bali hahahhaa. Itung-itung latihan jadi digital nomad.

Selama sebulan di Bali, gw mencoba membagi waktu untuk bekerja dan berlibur. Gw sampai di Bali tanggal 24 Maret 2022 malam hari dan menginap di Hotel Pullman Legian selama 6 malam. Pas gw sama Niken pesen hotel ini, harganya di Rp 584.000 per malam. Bener-bener banting harga dari harga Pullman yang biasanya di atas 1 juta. Yaudahlah langsung aja kita cus pesen, kapan lagi dapet Pullman dengan harga segitu. Actually ini pertama kali gw mesen hotel bintang 5 dengan duit gw sendiri, seumur idup gw hahahha (Niken juga gitu kayanya). Pandemi ini emang berdampak banget ya buat Bali, sampai-sampai Pullman banting harga. Kalo kalian cek sekarang, pastinya harganya udah kembali ke normal, karena pariwisata mulai bangkit lagi!

Di minggu pertama gw di Bali, gw mostly liburan di hari pertama sampai ketiga. Di hari keempat dan kelima, kebanyakan kerja aja di hotel. Di vlog ini gw bakal ceritain destinasi apa aja yang gw kunjungin di 3 hari pertama di Bali. Itinerary-nya juga cocok buat kalian yang mau ke Bali 3 hari atau seminggu, ga perlu sebulan juga kaya gw. Nah, sebelum kalian liat video lengkapnya di youtube, gw bakal rangkum destinasi apa aja yang gw kunjungi di 3 hari itu:

Hari pertama: Ubud (Sawah Tegallalang) dan Pantai Pandawa — di sini gw bareng Niken dan teman-temannya.
Hari kedua:
Sawah Jatiluwih dan Pura Ulun Danu Beratan — di sini bareng sama Ica.
Hari ketiga:
Kintamani (Restoran Paperhills), Danau Batur (Restoran Lakeview), Desa Panglipuran dan Pantai Greenbowl — di sini bareng sama Niken.

Untuk transportasi selama 3 hari ini gw kebanyakan naik mobil, karena bisa share cost seenggaknya berdua lah. Harga sewa mobil yang gw dapat, untuk sehari dengan driver sekitar Rp 550.000 (include bensin) dan untuk mobil lepas kunci Rp 250.000 (belum termasuk bensin).

Udah sih kayanya segitu aja intro dari gw, untuk lebih lengkapnya tonton di vlog di bawah ini ya! See you! 😀

Taman Nasional Baluran dan Pulau Menjangan

Akhirnya tiba juga hari yang ditunggu-tunggu, 14 Mei 2015! Bukan, bukan karena hari itu adalah hari ulang tahun gue, tapi gue akan trekking ke Kawah Ijen, Jawa Timur. Gue ikut tripnya Wuki Traveller (1.100.000) dengan destinasi Baluran-Menjangan-Kawah Ijen-Bromo plus gue mau ke Madakaripura. Di postingan yang ini gue akan ceritain dulu perjalanan gue ke Baluran dan Menjangan.

Pukul 2 siang gue menaiki kereta ekonomi AC Kertajaya (90.000) dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Pasar Turi Surabaya. Gue tadinya bakal berangkat sama Dea, tapi karena dia mendadak ga bisa, ya sudahlah gue berangkat sendiri. Toh di Surabaya juga bakal ketemu Maria, temen trip Derawan gue. Aslik ya, duduk tegak di kereta selama 12 jam itu rasanya bosen banget, mati gaya, mana ga bisa ngobrol juga sama sebelahnya. Tapi untungnya gue bisa nyelonjorin kaki sih, karena depan gue kosong. Hahaha. Di perjalanan di kereta gue juga sempat ditemani oleh radio dakwah dalam bahasa Jawa, pembahasannya lucu sih. Hahaha.

Setelah melalui perjalanan panjang, 1 nasi goreng, 1 pop mie, 1 roti dan 1 botol aqua besar, akhirnya sampailah juga gue di Surabaya. Jam setengah 2 pagi! Di situ gue bertemu rombongan gue dengan total 18 orang. Dan juga bertemu Maria dan temannya yang bernama Rina. Di stasiun sempet ketemu juga sama Desi, teman di Sastra Prancis bersama pacarnya, dia ikut trip Wuki juga tapi beda rombongan. Fyi, trip Wuki yang ke ijen ini ada 3 rombongan dengan jumlah 18 orang tiap 1 rombongannya. Ada satu lagi yang paling kaget, gue juga ketemu salah 1 temen kursus gue di IFI, Dinda. Mungkin dia satu-satunya temen yang gue liat di hari ulang tahun gue itu (maklum, seharian ga ketemu temen dan keluarga). Itu juga gue liatnya cuma sekilas, pas dia ke WC di kereta. Eh pas turun, ternyata dia ikut ke ijen juga bareng rombongan Wuki yang lain. What a coincidence! Hahaha.

Setelah bertemu dengan teman-teman serombongan, kamipun pergi menaiki ELF menuju Baluran. Beruntung, gue dapet tempat duduk yang di tengah pas di belakang supir. Gue jadi bisa nyelonjorin kaki. Hahahah! Oiya, di trip ini juga ada 2 bule dari Inggris, satu ngajar di EF Indonesia, satu lagi bekas pengajar di EF. Mereka dibawa oleh seorang staff EF juga, orang Indonesia.

TAMAN NASIONAL BALURAN

Setelah tidur-tidur ayam (Fyi, selama trip 3 hari ini kami tidur di mobil, cuma tidur di kasur sekali waktu sebelum ke Bromo), kami sampai di Taman Nasional Baluran, Situbondo jam 7 pagi. Harga tiket masuk (ini udah include di trip) seharga 15000, tapi kalo buat bule jadi 150.000. Buset dah, bedanya 10 kali lipat, mak! Di baluran ini katanya mirip sama afrika. Sepanjang jalan yang kelihatan adalah savana, kami juga melihat beberapa rusa dan banyak monyet!

Setelah sarapan pagi, kami naik ke Menara Pandang di Baluran. Tangganya cukup curam dan hampir vertikal. Dari menara ini kita bisa melihat seluruh baluran, rumput-rumput hijaunya yang luas membentang, tapi sayang kami tidak melihat satu hewan pun dari situ.

Taman nasional Baluran dari menara pandang

Gunung ini namanya juga baluran

Setelah turun dari Menara Pandang, kami jalan-jalan dan juga foto-foto di savana. Apalagi kerjaan kita kalo ga foto-foto, bukan?

P1090695-1

P1090708

nice view, isn’t it?

P1090698

monyet-monyet nakal

P1090701

tanduk banteng

P1090752

Puas foto-foto, kita ke Pantai Bama yang terletak dekat dari Baluran. Pantainya sih biasa aja, tapi ada satu cerita di sini. Kaki gue kepentok beton gara-gara ngehindarin monyet-monyet di sini. Sampai sekarang ada bekas luka bulet gede di lutut kiri gue. Bukan karena snorkeling atau hiking, tapi karena ngehindarin monyet! Zzz. Monyet di sini nakal, temen gue yang lagi minum jeruk diambil sama monyet, terus dibuang airnya. Hahahhaa.

P1090738

Kok banyak sampahnya?

P1090743

Selepas dari Baluran, kami kembali ke kota untuk Sholat Jum’at terlebih dahulu. Tapi anehnya, jam setengah 12 siang soljum-nya udah bubar. Lah? Kok aneh? Masa ngikutin waktu Indonesia Tengah? Hmmm. Akhirnya pada sholat dulu di pom bensin. Setelah itu kita ganti baju karena mau snorkeling ke Menjangan.

PULAU MENJANGAN

Pulau Menjangan terletak di Bali Barat dan merupakan salah satu spot snorkeling terbaik di Bali. Dipikir-pikir ini trip ambisius juga ya, bisa-bisanya mampir di Bali! Hahahha. Untuk ke Menjangan, kita naik perahu dari Pantai Watudodol, Banyuwangi. Saat itu jam 2 siang dan ombak terlihat begitu kencang, sampai-sampai perahu yang mengangkut kami tidak bisa menepi ke pantai. Setelah 1 jam menunggu, perahunya berhasil menepi tapi ga menepi-nepi amat. Kita masih harus bersusah payah ngelewatin air untuk naik ke kapal tersebut.

Sepanjang jalan, ombaknya pun kencang luar biasa. Gue sampai berpikir lebih baik ga usah dipaksain daripada kenapa-kenapa. Sepertinya memang pilihan yang salah ke Menjangan di sore hari. Harusnya pagi. Tadinya di jadwal memang mau pagi, tapi karena mengejar SolJum, jadilah dituker sama Baluran jadwalnya. Baluran jadi pagi dan Menjangan jadi sore. Eh ternyata SolJum-nya juga ga kekejar. Wek wew..

Di jalan kita sempat bertemu dengan sebuah Pura di Pulau. Sangat unik menurut kami. Ga berapa lama kemudian, setelah sejam, kamipun sampai di spot snorkeling pertama! Karangnya banyak banget plus ada ikan warna-warni di atasnya pokoknya kece deh! Spot snorkeling kedua pun ga kalah kece. Sayang, di spot kedua ini banyak bulu babi sehingga musti hati-hati pas lagi snorkeling.

Pura di Pulau Menjangan

Menjangan underwater (Photo by Wuki Traveller)

Menjangan underwater (Photo by Wuki Traveller)

Menjangan underwater (Photo by Wuki Traveller)

Menjangan underwater (Photo by Wuki Traveller)

Kami kembali dari snorkeling saat hari sudah mulai sore. Saat sampai di dekat pantai pun hari sudah gelap. Sangking ombaknya kenceng banget, kejadian lagi seperti kita mau berangkat, yaitu nunggu di laut sampai ombaknya mereda. Dan perahu yang mau menepi juga musti ngantri satu per satu, ga boleh bersamaan. Ada kali nunggu di kapal sambil muter-muter selama setengah jam di kegelapan malam. Di sinilah kesialan mulai terjadi, gue yang basah kuyup habis snorkeling, terombang-ambing di perahu kemudian mabuk. Rasanya parah bgt, mabuk sambil berasa mulai masuk angin. Tak lama setelah temen gue muntah, gue pun akhirnya muntah juga! Huhuhuhu. Setelah itu kita pun bisa turun, bukan di tepi pantai, tapi masih di laut. Air kira-kira seleher kita. Gue dengan life jacketnya disuruh berpegangan pada tali sampai ke pantai. Di setiap setengah meter ada bapak-bapak yang bersiap mengangkat kita untuk diestafet dan diberikan ke depannya. Jadi rasanya itu kaya dilempar-lempar di lautan. Gila dah! Barang-barangpun disuruh ditinggal di kapal karena sangat sulit membawa barang bersama kita. Setelah sampai di daratan dan kedinginan kami pun mencari tempat mandi. Tak sabar menunggu kamar mandi yang sudah diantrikan oleh banyak orang, kami pun dibawa untuk mandi di rumah penduduk. Dan, ke rumah penduduknya itu lewat jalan raya. Jadilah gue dengan celana renang pink super pendek, berjalan di jalan raya! Rrrr.. Setelah sampai di rumah penduduk, kami pun mandi, ber6! Hahahhahaha. Rekor mandi bareng terbanyak dalam sejarah hidup gue. Mana semuanya baru kenal hari itu. Hahahhaa. Epic dah!

Usai mandi, kami pun menunggu yang lain dan bersiap untuk melakukan perjalanan ke Kawah Ijen..

Simak postingan selanjutnya di kawah ijen, di sini.

Bali dan Gili Trawangan

Sejak awal tahun 2014, saya belum pernah mengikuti trip over weekend, dikarenakan jadwal les saya yang cukup menyita waktu di hari sabtu. Beruntung, adik saya mengajak saya berlibur tepat di saat les saya sudah berakhir, pada tanggal 24 mei 2014. Kami setuju mengadakan trip ini karena ada libur bolong-bolong di akhir bulan mei. Saya memutuskan berlibur selama 10 hari sejak tanggal 24 mei hingga 2 juni dengan destinasi bali-gili trawangan-komodo. Trip ke bali dan gili dilakukan oleh kami berdua tanpa mengikuti open trip sementara trip komodo mengikuti salah satu open trip teman saya, Randy Anggriany.
Here is the stories:
Day 1
Kepergian saya menuju bali bisa dikatakan tidak melalui persiapan yang matang. Bayangkan saja, flight jam stg 8. Saya pergi dulu menjenguk sahabat yang baru melahirkan jam 1 siang kemudian ngobrol-ngobrol sama seorang sahabat dan pulang pada pukul 5. Saat sampai kamar, saya cukup kaget juga kalau itu sudah jam 5. Gue yang tadinya mau nyobain damri thamrin city-bandara memutuskan untuk menelepon taksi untuk pukul stg 6. Bayangkan, gue hanya punya waktu setengah jam untuk packing. Sampai akhirnya charger kamera lupa dibawa sangking terburu2nya. Ajaibnya, gue sempet2nya berpikir bawa setrikaan buat ngerapihin baju2 yg kusut. Pada akhirnya setrikaan itu juga ga dipake *yaiyalah ngapain liburan bawa setrikaan*.
Saya sampai di bandara soekarno hatta kurang lebih pukul setengah 7. Saya langsung check in dan menunggu pesawat berangkat. Saat menunggu, saya sempat mengobrol sama cewe jerman yang juga mau ke bali (dia solo travelling 3 minggu) dan memperhatikan anak cacat yang didorong2 ke sana kemari oleh ibunya. Pesawat saya berangkat pukul stg 8 dan tiba di bandara bali jam stg 11 waktu sana. Saya dijemput adik yg sudah duluan di bali sejak hari rabu.

Kami langsung makan di restoran bernama Salty Seagull. Adik saya sudah pernah makan di sana dan suka sekali dengan french friesnya. Saya memesan fish and chips yang dimasak dengan bir dengan minuman total seharga Rp 122.000. Rasanya biasa saja, namun kentangnya benar-benar enak.

Setelah puas di sana, kami langsung pulang ke hotel. Kami menginap di Hotel Grandmas Seminyak. Hotel ini cukup bagus walaupun ukurannya kecil. Harganya Rp 350.000 per malam.
Day 2
Saya dan chitto (adik saya) adalah dua pemalas yang ga bisa bangun pagi. Di hari pertama saya di bali ini, kami baru bangun jam 11 dan berangkat jam 12. Kami memutuskan akan pergi ke restoran bernama el kabron. Tempat ini memiliki view pantai yang sangat memukau dengan private pool menghadap ke arah pantai. Tempatnya agak jauh dari kota, sehingga kami nyasar berkali-kali meski sudah pake GPS.
Elkabron adalah spanish restaurant dengan view ciamik. Anda diwajibkan memiliki minimum pembayaran 300rb jika ingin duduk-duduk cantik di pool side dan 200rb di restaurant side. Kami memilih pool side. Kami berenang-foto2-makan hingga pukul stg 5 sore. Lalu kami kembali pulang. Kami buru2 pulang karena mobil yang kami sewa hanya disewa sampai jam 6.
Setelah mengembalikan mobil, kami pergi ke kuta naik motor (harga sewa motor Rp 60000). Kami mencari kabel data kamera lumix saya namun tidak ketemu. Ya sudah saya pasrah saja tidak memakai kamera sebelum liburan. Untungnya kamera hp masih cukup ok untuk dijajal.

Kami makan malam di nasi pedas Ibu Andika. Tempatnya sangat ramai dan mengantri. Tempat ini menyediakan berbagai lauk seperti nasi rames dan disajikan dengan bumbu super pedas. Menurut saya rasanya biasa saja, namun pedasnya yang membuat nikmat. Walau saya sempat kepedesan juga!

Setelah itu kami berjalan jalan di kuta. Kuta mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam 5 tahun terakhir. Saya membeli celana pendek dan juga baju renang cantik berwarna pink malam itu. Super happy!
O iya, sebelum pulang saya ingin sekali menilik gay bar yang ramai dekat hotel. Tapi si chitto tidak mau menemani (takut ditaksir cowo katanya). Jadilah tidak jadi. Hahaha.
Day 3
Perjalanan kami di bali berakhir pagi ini. Kami memesan fast boat (wahana gili ocean) dari bali menuju gili trawangan seharga 275000 per orang (cukup murah jika dibandingkan tiket pesawat bali-lombok plus nyeberang ke pelabuhan gili). Fast boat ini diisi oleh 90% bule. Perjalanan hanya memakan waktu 1.5 jam.

Di gili, pelabuhan sudah ramai diisi para expat. Kami pun menuju ke penginapan yang sudah kami pesan sebelumnya, Trawangan Dive (Rp 750000/malam). Fyi, di sini banyak penginapan dengan harga 200.000. Cocok untuk yang mau hemat. Dan saya dengar dari teman saya, penginapannya juga cukup bagus.

Setelah menaruh tas, kami makan di tempat terdekat, di Genius. Jujur, makanannya not recommended. Saat itu, untuk selanjutnya kami memutuskan untuk makan di tmp yang direkomendasikan oleh temannnya chitto dan pilihan trip advisor.

Halaman depan hotel Trawangan Dive yang juga menjadi tempat kursus diving

Habis makan kami berkeliling gili trawangan naik andong (Rp 150.000). Selain andong, bisa jg dengan menggunakan sepeda. Tapi karena saya ga bisa naik sepeda, ya mau gimana lagi. Hahahaa.

Ternyata gili trawangan dapat dikitari dalam waktu 30 menit. Kami menandai beberapa spot bagus untuk didatangi selanjutnya. Setelah berkeliling, kami duduk duduk cantik di Horizontal sambil menikmati pantai. Fyi, semua pantai di gili trawangan sudah dimiliki oleh restoran. Jadi kalo mau duduk duduk cantik pake payung, mau ga mau musti memesan makanan di tempat tersebut dengan kisaran harga 50000-100000 minimal. Ga heran kenapa duit banyak kebuang di gili trawangan.

Malamnya, kami makan di pasar malam. Letak pasar ini di seberang pelabuhan. Bentuknya seperti food court. Makanan cukup bervariasi dengan harga relatif lebih murah dibanding restoran di gili. Kami makan seafood dengan total Rp 45.000.

Sesudah itu, kami sempat berpikir untuk dugem di salah satu bar. Karena gili trawangan adalah party island! Tapi karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan, akhirnya dicancel dan kami duduk duduk di Pesona (view ke pantai) sambil menghisap shisha.

Day 4
Hari ini kami mengikuti paket snorkeling ke 3 gili (Rp 120.000) dari pagi hingga sore. Kami berencana melihat penyu dan ikan di gili meno dan gili air. Karena ombak yang cukup besar, saya tidak bisa menikmati perjalanan tersebut.  Bahkan saya muntah saat sedang snorkeling di gili meno. Pengalaman pertama muntah saat snorkeling! Underwater casing pun menjadi tak berguna karena saya tidak bisa fokus foto. Fokus berenang saja sudah cukup menyita energi! Dan ternyata si casing ga bisa dibawa ke laut dalam dengan ombak besar. Air sempat merembes sedikit ke dalam casing. Saya gagal melihat penyu di gili meno!

Sementara di gili air keadaan membaik. Saya bisa melihat beberapa ikan dengan ditarik dan dipegangin guide-nya. Hahahaha. (Kebayang betapa lemahnya saya kalo dibawa travelling model begini). Setelah itu, kami makan siang di gili air (not recommended). Kemudian snorkeling lagi dan pulang. Jujur menurut saya (dan chitto) biota bawah laut 3 gili jauh di bawah ekspektasi. Ga sekeren yang dibayangin.

Pulangnya kami mencoba makan pizza di Dolce Vita. Restoran nomor 1 versi trip advisor. Pizzanya lumayan empuk dan tebal, rasanya cukup enak walaupun ga sampai enak banget. Hahahaha. Harga cukup bersahabat.
Di gili, banyak dijual gelato (10.000-12.000) di kios2 pinggir jalan. Saat kami kepanasan, gelato lah obatnya. Hahahaha.

Tepar karena snorkeling seharian, kami tidur di hotel dari pukul 4 hingga 8 malam. Malamnya, kami mencoba restoran nomor 3 versi trip advisor, Il Pirata. Pizzanya lebih enak daripada dolce vita. Di trip advisor, disebutkan kalau calzone-nya juga enak. Tapi tidak cocok di lidah saya karena terlalu banyak tomat.

Day 5
Setelah sarapan di hotel, kami mengunjungi beach lounge paling ciamik, pearl beach lounge. Tempatnya benar benar cozy dan teratur. Kami di sini hingga pukul 1 siang.

Tak terasa perjalanan kami di gili trawangan berakhir. Sebenarnya masih mau tidur tidur cantik di pantai, tapi petualangan yang lebih menakjubkan sudah menunggu.

Kami pergi dari gili menuju pelabuhan bangsal (lombok) dengan fast boat 10 menit seharga Rp 75.000. Selain fast boat, juga ada boat biasa seharga Rp 13.000 (30 menit). Tadinya saya mau naik yang boat biasa, tapi karena sang adik pengen yang cepat, ya sudah saya mengalah saja.

Kami naik taksi dari bangsal ke mataram (Rp 160.000) menuju tempat kami menginap, wisma nusantara 2 (semalam Rp 160.000). Dalam perjalanan kami sempat berhenti di Malimbu.

Ini adalah awal dari trip komodo kami. Kami menggunakan open trip-nya si randy dengan total peserta 12 orang. Open trip ini seharga Rp 1.9 juta (belum termasuk tiket pesawat) dengan total perjalanan 4 hari 3 malam di kapal menuju NTB dan komodo. Yang belakangan saya ketahui biasa disebut living on boat.
Penasaran dengan perjalanan saya di laut? Klik Sailing Komodo: Living on Boat.