Weekend in French Alps: Chamonix-Mont-Blanc

Pengen jalan-jalan ke pegunungan bersalju? Mungkin yang kepikiran di benak kalian adalah Interlaken, Jungfrau atau Mt Titlis di Swiss. Ternyata ada juga tempat lain yang lebih murah dan ga kalah kecenya sama tempat-tempat tersebut di atas. Namanya Chamonix-Mont-Blanc. Kota ini terletak di tenggara Prancis, dekat dengan Lyon, Grenoble dan Annecy dan juga dekat dengan negara Italia dan Swiss. Chamonix-Mont-Blanc ini dikelilingi oleh jajaran pegunungan Alpen, sama seperti Mt Titlis di Swiss. Cuma bedanya yang ini Alpennya di Prancis.

Pertengahan Februari lalu gue mendapat kesempatan untuk pergi ski ke sana sama temen2 Indonesia. Awalnya pergi ke sana ga direncanain, awal mula bisa diajakin ke sana pas gue dan Wulan lagi makan siang di KBRI, lalu kita ketemu si Dhafi yang juga lagi di sana dan ada temennya Wulan yang namanya Reza. Kita berempat duduk satu meja dan cerita-cerita banyak hal (gitu tuh org Indonesia, pertama kali ketemu aja rasanya kaya langsung akrab wkwk) sampe akhirnya si Reza ngajakin kita buat ke Chamonix sama temen-temennya. Akhirnya kita pun cus ke Chamonix tanggal 22 Februari (sayang, Dhafi akhirnya ga jadi ikut karena satu dan lain hal). Di sana gue ketemu dengan geng-nya si Reza yang ngerencanain acara ini. Beberapa gue udah kenal kaya Fathi, Isol dan Andri. Beberapa baru gue ketemu waktu itu kaya Alan, Kevlin, Carina dan Monica. Jadilah kita ber-10 menjelajah Chamonix bareng (ya ga bareng-bareng amat sih, kadang gue suka misah haha).

Perjalanan dimulai pada hari Kamis tanggal 22 Februari dengan menggunakan Flixbus dari Paris. Perjalanan ke Chamonix sekitar 9 jam dan kita bermalam di bus. Untuk tiket, kita menggunakan paket Interflix yang harganya 100 Euro untuk 5 kali perjalanan, jadi sekali perjalanan cuma 20 Euro, sangat ekonomis! Kalo ga pake paket itu, kita harus membayar sekitar 50 Euro sekali perjalanan bis Paris-Chamonix, dan makin mendekati hari H harga semakin mahal. Sejujurnya gue agak takut perjalanan jauh naik bis, karena gue lagi mengidap penyakit yang mbikin gue pipis-pipis terus, tapi untungnya WC-nya berfungsi dengan baik.

Sekitar jam 8 pagi kita tiba di Chamonix. Baru masuk kota-nya aja udah terkagum-kagum karena bener-bener dikelilingi pegunungan Alpen. Kita turun di terminal bis yang bernama Chamonix-Sud, gue dan Wulan naik bis ke hostel yang bernama Gite Chamoniard (22 Euro per malam) sementara yang lain naik bis ke hostel yang bernama Hi Chamonix. Tadinya kita juga mau nginep di sana tapi tempatnya udah penuh, jadi kita baru bisa check in di sana keesokan harinya. Transportasi umum yang beroperasi di kota Chamonix itu cuma bis, jadi kita kemana-mana naik bis, harganya gratis kalo kita bisa nunjukkin kalo kita menginap di sebuah penginapan di Chamonix.

Di Chamonix ini dikelilingi oleh beberapa pegunungan yang merupakan gugusan pegunungan Alpen, ada Le Brévent, Les Houches, Les Grands Montets, Argentière dan lain sebagainya. Nah buat naik ke pegunungan-pegunungan ini kita harus naik cable car dan buat naik cable car kita harus punya Chamonix ski pass. Untuk ski pass sendiri harga aslinya 63.5 Euro per hari, tapi karena kita beli di hostel Hi Chamonix, tempat kita bakal nginep malam setelahnya, kita cuma bayar 25 Euro. Ekonomis kan? Nginep di Hostel Hi Chamonix emang pilihan yang bagus buat budget traveler yang mau bertualang ke Chamonix. Harga hostelnya sendiri 23 Euro per malam, tapi kalo mau nginep ditambah beli ski pass seharian kita cukup bayar 44 Euro . Untuk menjelajahi Chamonix, ada sebuah website lengkap yang menunjukkan keadaan cuaca di setiap puncak gunung, lengkap dengan keterangan apakah tempat tersebut tutup atau tidak. Beberapa tempat kadang tutup hari itu, karena keadaan cuaca yang tidak memungkinkan.

Selesai naruh barang di kamar, Gue dan Wulan membeli ski pass di hostel Hi Chamonix seharga 25 Euro (ini sebenernya agak susah kalo kita ga nginep di hostel ini malam itu, kita dapet ski pass karena yang beliin temen kita yang udah di hostel ini duluan). Setelah itu, kita memulai petualangan pertama di Chamonix, yaitu Paragliding! Yeayy! Gue udah ngebayangin gimana indahnya paragliding di pegunungan bersalju, kaya yang gue pernah liat di poster waktu ke Puncak buat paragliding. Sayang, takdir berkata lain. Bukan Cuni’s Journey namanya kalo ga ketemu sial hahaha. Jadi paragliding kita terpaksa dicancel karena anginnya terlalu kencang dan kita baru tau pas udah di tempatnya. Si orangnya yang ngurusin paragliding telpon gw: “Iya, jadi kita terpaksa cancel karena angin kencang.” Gw: “Yah masa dicancel sih udah sampe sini.” Dia: “Ya, bahaya soalnya, kamu ga mau mati kan?” Gw: “Ga, gw ga mau mati.” Hahhaha. Ada2 aja emang kalo ngomong sama orang Prancis wkwk.

Ga jadi paragliding, kita memutuskan buat sightseeing di tempat yang harusnya buat paragliding, yaitu Le Brévent. Tempatnya kece bgt, jadi buat ke atas kita harus naik cable car dan sepanjang perjalanan yang keliatan gunung salju semua. Di sini juga ada sebuah restoran di tmp paling tinggi dan pemandangannya bagus banget, kita ga makan di situ tapi foto-foto aja.

Webp.net-resizeimage

Chamonix Mont-Blanc ❤

Webp.net-resizeimage-2

View from the restaurant

Webp.net-resizeimage-3

Ga usah jauh2 ke Swiss buat liat pemandangan se-luv ini ❤

Webp.net-resizeimage-6

Exploring Mont-Blanc with Wulan

Puas menjelajahi Le Brévent, kita ke puncak tertinggi selanjutnya yang bernama Les Grands Montets. Sayang, di sini kita ga bisa naik karena buat naik khusus yang punya alat ski. Yaudah kita menikmati pemandangan aja dari bawah.

Webp.net-resizeimage-4

Les Grands Montets

Webp.net-resizeimage-5

Ski station

Di hari kedua, gue dan Wulan pindah ke hostel yang sama kaya anak-anak, yaitu Hi Chamonix. Hostel ini jaraknya lebih jauh dari hostel yang pertama dari tengah kota. Di bis kita ketemu sama Reza dan Kevlin yang baru tiba dari Paris. Kita pun taruh barang-barang di hotel, beli ski forfait alias pass ski biar bisa naik turun ke gunung mana aja yang kita mau, nimbrung sarapan pagi, lalu pake peralatan ski karena bersiap ski. Peralatan ski ini bisa disewa di hostel, dengan membayar sekitar 20 euro. Peralatan ski ini berat banget, apalagi tempat tujuan kita buat main ski jauh dan musti naik bis. Gw sama Wulan udah ngeluh-ngeluh sepanjang jalan, apalagi gue, yang udah tau gimana ga enaknya main ski, pengen gw balikin aja rasanya ke hostel itu alat-alat. Tapi nasi sudah menjadi bubur, yaudahlah sebisa mungkin ikut aja ke tmp ski yang terletak di La Flégère. Setelah perjalanan yang terasa amat lama akhirnya sampai juga. Cowo-cowo itu udah pada jalan duluan, sementara gw dan Wulan di belakang, sama ada si Isol yang bersabar buat nungguin kita haha. Sampai di atas, gw mencoba main ski sedikit, tapi kok rasanya ga kuat. Harusnya gw percaya sama instinct gue, kalo gausah main ski dari awal. Dulu sekitar 2 taun yang lalu gue juga pernah main ski di Toulouse, dan gue ga suka, mana jatuh mulu. Sekarang gw pengen nyoba lagi karena masih penasaran, tapi kayanya udah cukup. Gw ga bakal lagi main ski, kecuali tiba2 ada duit dan ada yang ngajakin kursus dari awal di Ecole du Ski. Atau mungkin suatu hari ada seseorang yang cukup sabar ngajarin gue main ski dari awal haha. Selain itu, ajakan main ski akan gw tolak. Gw cukup bahagia ngeliatin gunung salju tanpa harus bermain ski.

Webp.net-resizeimage-11

Ski squad. From Paris to Chamonix 😀

Webp.net-resizeimage-7

La Flégère

Webp.net-resizeimage-8

Church by the mountain

Akhirnya gue memutuskan untuk makan siang sendiri selagi anak2 main ski, dan habis itu gue balik ke hostel buat balikin alat. Habis itu gw pergi ke puncak tertinggi di Chamonix yang bernama Aiguille du Midi. Sayang, tempatnya ditutup karena angin kencang. Huff. Lagi-lagi belum jodoh. Gw kemudian mencari puncak lain dan jatuhlah pilihan gw ke tempat yang bernama Les Houches. Waktu itu waktu sudah menunjukkan pukul 17.15, sementara tempatnya akan ditutup pukul 17.30. Jadilah gue naik cable car terakhir ke sana, terus foto-foto sebentar di atas gunung, kemudian naik cable car terakhir buat turun. Gw pun pulang ke hostel dan secara ga sengaja di bis ketemu anak-anak yang habis balik main ski. Kita santai sebentar di hostel, lalu pergi lagi jalan ke pusat kota Chamonix untuk makan malam sembari menikmati malam terakhir di kota yang indah ini.

Webp.net-resizeimage-9

Gagal naik ke Aiguille du Midi, foto ini-nya aja wkwk

Webp.net-resizeimage-10

Les Houches, I am the last people who came up

Keesokan harinya hari Minggu, gw dan Wulan melanjutkan perjalanan ke Jenewa, sementara anak-anak lain masih stay di Chamonix sampai malam, ada yang main ski lagi, ada juga yang cuma jalan-jalan santai di Chamonix. So, thank you Chamonix! ❤

 

Advertisement