Day 5
Setelah sampai di wisma nusantara 2, saya dan chitto istirahat sebentar di kamar lalu berkeliling mencari makan malam. Kami menemukan tempat makan ayam taliwang yang ramai, di seberang mal, bernama Ayam Taliwang Mandiri. Yang ramai itu memang pasti enak. Terbukti, makanan ini ludes dalam sekejap. Setelah banyak makan western food di gili, ayam taliwang ini bener2 nonjok!
Day 6
Tiba juga hari H-nya. LIVING ON BOAT!
Sebelum saya bercerita lebih banyak, ini dia peta perjalanan saya selama Living on Boat (LOB). Rute kami adalah yang diberi garis putih.
Jujur saya sempat takut tinggal di kapal. Takut merasa tidak nyaman dan takut mabuk laut. Tapi selalu ada yang pertama kali untuk segala sesuatunya. Pukul 12 kami dijemput oleh bis yang membawa kami ke labuan kayangan, tempat segala sesuatunya dimulai. Tak disangka, kami mendapat kapal phinisi yang besar penuh dengan orang (total 58 orang). Ternyata kami mendapat kapal yang besar karena banyaknya orang yang antusias mengikuti tur hari itu. Biasanya yang digunakan adalah kapal kecil.
Setelah ngaret super lama karena ada masalah dengan segerombolan bule yang ditipu (mereka membayar kapal pada orang yang tidak jelas yang tidak memberikan uangnya pada pihak kapal), akhirnya kami berlayar pula pada pukul 4 sore. Otomatis, sunset di gili bola yang dijanjikan pun gagal dilihat. Kami sampai di gili bola pada pukul 10 malam dan menepi di sana untuk tidur (tidurnya tetap di kapal).
Tidur di kapal ala backpacker cukup simple. Kami semua tidur di dek kapal dengan menggunakan matras dan selimut. Matrasnya cukup empuk si, saya pernah merasakan tidur yg lebih sengsara daripada ini. Hahahaha. Tantangannya adalah, angin laut dan ombak yang mengguncang-guncang kapal. Kalau tidak kuat, bisa muntah ataupun sakit. Oiya ada juga beberapa kamar yg bisa disewa (130.000) tapi jumlahnya terbatas dan dapat dihitung dengan jari.
Day 7
Si chitto sepertinya tidak kuat semalam di kapal, ia terserang demam keesokan harinya.
Pada pagi hari kami berlayar ke Pulau Moyo. Kami akan mengunjungi air terjun, mata air tawar yang pertama dan terakhir dalam trip ini. Fyi, di kapal kita tidak bisa mandi karena persediaan air tawar sangat terbatas. Paling cuma bilas bilas saja. Setelah trekking 30 menit sampai jg kita di air terjun. Langsung kita main main dan selfie di sana. Sangking ramenya yang ikut selfie, fotonya muka orang semua ga keliatan air terjunnya. Hahahaha.
Sehabis puas mandi di air terjun, kami melanjutkan perjalanan dengan kapal menuju Danau Satonda. Di sana kami melihat lihat danau dan juga snorkeling!
Pukul 3 pagi saya terbangun. Saya melihat cahaya terang yang kemudian redup di langit langit. Saya bertanya tanya cahaya apa itu. Beberapa menit kemudian saya mengobrol dengan salah satu awak kapal, dan ia mengatakan bahwa gunung sangeang di bima meletus! Bisa-bisanya di antara 365 hari di tahun 2014 ia memilih meletus di hari di mana saya sedang berlayar menuju komodo. Padahal terakhir meletus tahun 1999. Terjawab sudah mengapa banyak sekali abu di sekujur badan saya dan di kapal. Butiran yang tadinya saya kira garam dari air laut ternyata abu vulkanik. O my god! Malam mulai mengerikan. Sambil berharap tidak terjadi apa-apa pada kami semua. Saya melanjutkan tidur dan bangun bangun terjadi huru hara di kapal.
Satu kapal kaget dengan berita meletusnya gunung sangeang. Para penumpang yang tadinya tidur di dek atas dipindahkan ke bawah karena terkena abu vulkanik paling parah. Para penumpang memakai masker ataupun sapu tangan. Saya sendiri tidak membawa masker dan pinjam ke orang lain tidak ada yang punya. Pasrah saja lah. Sunrise pagi itu pun ditemani oleh langit berabu.
Gili laba dipenuhi abu vulkanik dan trekking menuju puncak gili laba pun dibatalkan. Satu kapal kecewa tapi kami tak bisa berbuat apa apa karena ini adalah bencana alam. Saya sendiri merasa bersyukur masih bisa hidup. Karena bisa saja letusan gunungnya kena kapal kita atau terjadi gempa di laut. Bila salah satu dari dua hal itu terjadi tentunya saya tidak bisa lagi menceritakan pengalaman ini pada kalian, alias udah die.
Oiya buat yang mau tau gili laba itu secantik apa sehingga banyak yang menyesali. Ini dia! Kalo menurut saya seperti raja ampat versi KW. Hehehhe. Cantik banget!

Courtesy of journals.worldnomads.com
Pulau rinca yang harusnya dijadwalkan keesokan harinya dipercepat. Setelah dari pulau komodo kami menuju pulau rinca. Tempat lebih banyak komodo dan lebih liar. Sesampainya di sana, jalur trekking ditutup. Kami hanya bisa melihat komodo dari sekitar dapur. Ternyata di situ saja sudah banyak komodo berkeliaran. Bahkan kami melihat komodo kawin. Hahahaha
Kami melihat komodo dari jauh, karena komodo merupakan hewan yang berbahaya. Ia tidak bisa mendengar suara berisik. Saat di sana, ada bayi bule menangis. Sontak kepala komodo itu langsung tegak. Si anak bule pun dibawa menjauh oleh ayahnya (gila juga tuh bule living on boat bawa anak hahaha).
Day 9
Setelah semalam lagi di kapal bersama abu vulkanik, kami sampai juga di pulau kelor. Ternyata pulaunya sangat cantik. Kami snorkeling melihat biota laut yang sangat beragam. Bahkan ada ikan ikan nakal yang menggigiti kaki pengunjung. Kami trekking ke puncak pulau kelor, di mana pemandangannya sangat bagus dan dapat mengobati akan kekecewaan batalnya gili laba.
Malamnya kami mencoba makan di restoran nomer 1 versi trip advisor di labuan bajo: mediterraneo. Tempat dan makanannya recommended.
Day 10
Saya sakit batuk dan pilek di labuan bajo. Saya menduga ini karena ulah abu vulkanik. Saya berniat ke dokter sepulangnya ke jakarta.
Sebelum pulang, saya menjelajahi labuan bajo ke sebuah obyek bernama gua batu cermin. Tempatnya cukup bagus, isinya gua gua besar. Di bagian intinya, kita bisa melihat cahaya masuk dari celah gua di jam 12 siang. Bila beruntung dan ada air, cahaya akan memantulkan bayangan kita pada air. Sayang, saya datang ke sana terlalu pagi dan bukan saat musim hujan hahaha.
Epilog
Setelah dirontgen dan diperiksa ke dokter paru paru, saya tidak menderita penyakit serius. Hanya batuk pilek biasa ditambah ada sedikit debu di paru paru.
-Sebelum memutuskan LOB, ketahui dulu mengenai tur anda, bagaimana anda akan tidur, mandi, makan, dan sebagainya. Biasanya kapal seperti yang saya ikuti itu tidurnya di dek beramai-ramai dan mandi seperlunya.
-Bawa jaket untuk menghalau dinginnya udara malam.
-Bawa ear plug (berguna bila naik kapal kecil dan berisik).
-Coba berbagai posisi duduk dan tidur yang nyaman untuk anda, agar anda tidak muntah.
-Gunakan sunblock di muka dan badan. Biar pulang pulang ga terbakar seperti saya.
-Saat makan, antrilah sedepan mungkin, ada kalanya para penumpang super kelaperan dan anda kehabisan makanan (dan musti nunggu dimasakin lagi).
-Bersiap untuk mandi/bilas di belakang kapal (tempat terbuka) dengan menggunakan baju. Kita juga bisa sikat gigi dan cuci muka di kapal (airnya dibuang keluar).
-Anda dapat meminum antimo untuk menghalau mabuk. Tapi jangan sampai anda terlewat petualangan seru karena kebanyakan tidur di kapal.
*mungkin ada yang mau menambahkan?*